Well, pertanyaannya memang bisa dibilang sederhana...namun itu menjadi karir untuk kedepannya setelah lulus.
BIM sudah mulai berkembang di Indonesia beberapa tahun belakangan ini, namun perlu diketahui sejauh mana SDM kita tidak semuanya mempunyai skill yang memadai.
Banyak faktor kecil yang memberikan dampak impact cukup besar lulusan Indonesia kalah bersaing khususnya di BIM, diantaranya:
- Skill yang tidak memadai
- Tidak ada pelatihan khusus atau materi
- Waktunya lebih banyak dipenuhi dengan teori
Skill
Menjadi peranan penting terkait kemampuan seorang engineer, namun tidak semua perusahaan memberikan peluang kepada lulusan Indonesia. Kenapa? Nah ini perlu diketahui,disaat perusahaan butuh BIM engineer umumnya skill juga menjadi bagian khususnya kemampuan menggunakan softwarenya. Tandanya kalian bisa menggunakannya, bahkan akan ada test nya untuk meyakinkan perusahaan bahwa ini kandidat yang mereka cari. Perlu diingat, skill menggunakan software menjadi pondasi untuk menjadi seorang BIM Engineer namun harus disertai pengetahuan yang juga memadai dan seimbang selain penggunaan softwarenya.
Pelatihan
Ini termasuk yang sangat vital, terkadang ada calon yang memang tidak diajarkan di perguruan tinggi. Maka dari itu, calon BIM Engineer harus bisa menguasai software atau perangkat lunak sesuai kebutuhan perusahaan belakangan ini. Jangan hanya terpaku pada satu software aja, perlu diingat lagi bahwa untuk perusahaan melihat software sebagai investasi bukan sejauh mana software itu unggul diantara yang lain. Buat yang yang masih menempuh pendidikan khususnya Sarjana (Arsitek, Teknik Sipil/ Mesin, Interior Design, dll) sempatkan lah waktu untuk belajar untuk meningkatkan skill kalian.
Pengalaman
Sering tercantum pengalaman kerja sebagai salah satu persyaratan kerja yang butuh pengalam BIM, nah ini perlu dipahamin. Walaupun bisa atau menguasai software (Revit, ArchiCAD, Allplan, etc) yg dalam kategori BIM, belom berarti kalian sudah pengalaman BIM. Ada 2 type penggunaan software: yaitu sebagai seperti menggunakan AutoCAD dan Kolaborasi.
Jika hanya menggunakan sendiri, sebatas drawing (Layout, Section, Elevation, 3D view, export, import) ini tidak menjadikan sebagai pengalaman menerapkan BIM di project. Bagaimana jika menggunakannya untuk kolaborasi, nah perhatikan jika memang sudah fokus dengan kolaborasi dengan user yang lain maka ini adalah proses BIM. Perhatikan projek yang dikerjakan menggunakan proses BIM atau bukan, walaupun menggunakan software yang termasuk kriteria proses BIM belom berarti itu projek BIM.
Jika hanya menggunakan sendiri, sebatas drawing (Layout, Section, Elevation, 3D view, export, import) ini tidak menjadikan sebagai pengalaman menerapkan BIM di project. Bagaimana jika menggunakannya untuk kolaborasi, nah perhatikan jika memang sudah fokus dengan kolaborasi dengan user yang lain maka ini adalah proses BIM. Perhatikan projek yang dikerjakan menggunakan proses BIM atau bukan, walaupun menggunakan software yang termasuk kriteria proses BIM belom berarti itu projek BIM.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.